Revitalisasi Pasar Tradisional Di Kota Tangerang Mendekatkan Pasar Dengan Pelanggannya
Di
tengah-tengah besarnya aliran investasi berskala besar ke kota ini,
Pemkot Tangerang tak lupa untuk membangun dan menata pasar-pasar
tradisionalnya dalam rangka pengembangan ekonomi kecil menengah.
Langkah-langkah untuk mendekatkan pasar dengan pelanggannya terus
dilakukan sebagai upaya untuk menaikkan nilai transaksi di setiap pasar.
Kota
Tangerang seperti gadis remaja yang sedang mengalami masa-masa
perkembangan. Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di kota
berjuluk “kota 1000 industri” ini terlihat sangat dinamis. Di sektor
perdagangan pun terlihat gairah investasi dan transaksi yang terus
menggeliat. Hal ini ditandai dengan beragam usaha baru dan makin majunya
perekonomian di kota berpenduduk 2 juta jiwa ini.
Terlihat,
sejumlah pusat perbelanjaan dan ritel modern juga mulai bermunculan
menghiasi perkembangan kota yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan
ibu kota ini. Namun, di tengah gemerlapnya semua itu, ternyata Pemkot
Tangerang tak melupakan arti penting pasar tradisional sebagai roda
utama perekonomian sebagian besar warganya. Hal ini ditegaskan oleh
Kepala Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan UKM Muhammad Noor, ketika
mengawali perbincangan dengan tim Info PDN di kantornya, Jum’at (11/1)
lalu.
“Di Kota
Tangerang, posisi pasar tradisional tetap tidak akan tergantikan,”
tandas Muhammad Noor. Bahkan, fungsi pasar-pasar tradisional di Kota
Tangerang bukan hanya untuk melayani warga sekitar kota. Lebih dari itu,
pasar tradisional seperti Pasar Anyar, Malabar, dan Ciledug, juga ikut
serta menopang segala kebutuhan sandang, pangan, dan papan sebagian
masyarakat kabupaten/kota sekitarnya.
Saat ini
Pasar Anyar biasa melayani juga warga Utara Kabupaten Tangerang yakni
Kosambi, Dadap, dan Kampung Melayu. Pasar Malabar melayani masyarakat
Curug, dan Kelapa Dua. Sementara itu, Pasar Ciledug melayani masyarakat
Kota Tangerang Selatan dan juga warga DKI Jakarta yang tinggal di daerah
Joglo, dan Meruya.
Dan satu
lagi, Tangerang juga memiliki pasar yang radius perdagangannya bahkan
sudah mencakup wilayah antar pulau, yaitu Pasar Induk Tanah Tinggi.
Melihat kondisi tersebut, Pemkot Tangerang bertekad menjadikan
keberadaan pasar, khususnya pasar tradisional menjadi primadona bagi
masyarakat. Inilah tekad Pemerintah Kota Tangerang yang membuat mereka
senantiasa bersemangat untuk melakukan pembangunan dan penataan
pasar-pasar tradisionalnya.
Maka
dari itu, pada saat rapat evaluasi pembangunan pertengahan tahun 2012
lalu Wakil Walikota Tangerang, H. Arief R.Wismansyah berpesan kepada PD.
Pasar agar bisa menjadi contoh bagi BUMD lainnya dan terus memberikan
pelayanan yang terbaik pada masyarakat.
Revitalisasi Pasar dan Pembinaan Pedagang
Melihat
besarnya peran dan fungsi pasar-pasar tradisional tersebut, Pemkot
Tangerang pun memiliki sejumlah program untuk meningkatkan mutu fisik
dan pelayanan pasar-pasar tradisionalnya. Salah satunya adalah program
revitalisasi pasar yang sudah rutin dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Dilaporkan,
tahun 2012 lalu Pemerintah Kota Tangerang menyiapkan dana sebesar
Rp17,5 miliar untuk merevitalisasi sejumlah pasar tradisional yang
tersebar di 13 kecamatan di Kota Tangerang. Bersamaan dengan itu,
pembinaan pedagang pun tak luput dari perhatian.
Adapun
untuk tahun 2013 ini, Pemkot Tangerang juga tak lupa merencanakan untuk
merevitalisasi beberapa pasar tradisionalnya. Pasar-pasar tersebut
adalah Pasar Poris Indah dan Pasar Bandeng, yang akan dibangun dengan
konsep modern. Kusus untuk Pasar Poris Indah, Pemkot merencanakan akan
mengucurkan dana segar sebesar Rp 6 miliar ditahun ini. Sedangkan Pasar
Bandeng, menurut data yang kami himpun, mengungkapkan bila pengerjaan
Pasar Bandeng telah dimulai sejak bulan Maret tahun lalu, dan
ditargetkan selesai pada tahun 2013.
Pembangunan
Pasar Bandeng yang berada di Jl. Beringin Raya, Kelurahan Karawaci
Baru, Kecamatan Karawaci ini terlaksana atas kerjasama Pemkot Tangerang,
dengan PT Bangun Bina Persada, yang nantinya akan berdiri bangunan
pasar seluas 4.500 m2. Sedangkan untuk pedagangnya, pasar
yang dibangun dengan total 401 kios ini akan dilengkapi dengan berbagai
fasilitas penunjang seperti mushola, kantor unit pasar, kantor koppas,
bank, pos keamanan dan parkir, kantor pemasaran, gardu listrik, PJU di
lingkungan pasar, area bongkar-muat barang, area parkir, TPS, fire
hydrant, rambu lalulintas, MCK, dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
Revitalisasi
ini bertujuan untuk memberikan kesan nyaman dan aman kepada pembeli
maupun penjual, di samping itu, menariknya, sepanjang pemantauan Info
PDN, meski saat ini kondisi bangunan Pasar Poris kurang layak, tetapi
antusiasme warga terhadap pasar tersebut amat tinggi. Hal ini disebabkan
karena para pedagang di Pasar Poris sangat memperhatikan kualitas
barang dagangannya, sehingga masyarakat pun seperti enggan berpaling ke
pasar lain.
Menurut data yang kami dapat dari pihak PD Pasar, banyaknya pasar tradisional di kota seluas 164.54 km2
yang dikelola oleh Pemda ini tercatat berjumlah 8 pasar, sedangkan yang
dikelola pihak swasta mencapai 5 pasar. “Pasar rakyat, atau pasar kaget
yang berada di desa-desa jumlahnya sekitar 15 pasar,” lanjut Kepala
Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan UKM.
Selain
revitalisasi, tahun ini Pemkot Tangerang melalui Forum Kota Tangerang
Sehat (FKTS) akan memprakarsai program pasar tradisional sehat. Pasar
tradisional sehat ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pasar yang
sehat, serta mengajarkan perilaku hidup sehat. Pasar sehat ini yang
nantinya akan diterapkan di Pasar Babakan. Tidak hanya pasar, FKTS pun
menerapkannya di beberapa titik lain, seperti: kawasan pemukiman dan
sarana serta prasarana sehat; penataan kawasan industri dan perkantoran
sehat; terakhir adalah penataan kehidupan masyarakat yang sehat. Kota
Tangerang, diketahui menjadi salah satu kota yang akan mengikuti
verifikasi kota sehat se-Indonesia pada 2013.
Bangun Pasar Di Setiap Kecamatan
Seperti
dikemukakan oleh Kepala Dinas, jumlah pasar tradisional di Kota
Tangerang saat ini sebenarnya mampu melayani besarnya animo masyarakat
akan kebutuhan produk segar sehari-hari. Meski begitu, Pemkot tetap
merencanakan menambah jumlah pasar dalam rangka memperbaiki kualitas
pelayanan.
Selain
itu, penambahan pasar tersebut dinilai perlu oleh Pemkot sebagai bentuk
antisipasi agar tidak terjadi kesemrawutan lalu lintas di sekitar pasar
di kemudian hari. “Sebagai gambaran adalah masyarakat di Kec. Neglasari,
jika dibangun pasar di belakang bandara misalkan, berarti mereka tidak
perlu pergi ke Pasar Anyar.
Dari
segi akses, lokasi pasar-pasar tradisional di kota yang dipimpin oleh
Walikota Wahidin Halim ini memang dirancang agar memudahkan warganya
dalam berbelanja. Pasar Anyar contohnya. Letaknya tepat di tengah kota,
sehingga dapat dituju melalui Jl. Pasar Anyar Timur, Jl. Pasar Anyar
Selatan, dan Jl. Pasar Anyar Utara bila ditempuh dari arah Jl. Ahmad
Yani.
Kepala
Dinas menegaskan bahwa rencana tersebut tidak akan dilakukan secara
terburu-buru. Pasalnya, pembangunan sebuah pasar harus dilandasi dari
beberapa aspek, salah satunya adalah dengan memperhatikan embrio dari
masyarakat sekitar. “Setelah itu, akses menuju pasar harus difikirkan,
angkutan umum pun harus diarahkan ke pasar tersebut,” paparnya.
Sekedar
informasi, dari 13 kecamatan yang ada, pasar tradisional yang dikelola
oleh Pemda baru terdapat di 5 kecamatan, yakni Kec. Tangerang, Kec.
Ciledug, Kec. Karawaci, Kec. Jatiuwung, serta Kec. Cipondoh. Selanjutnya
untuk pengelolaan pasar, seperti kebersihan dan keamanan, PD Pasar
mempercayakannya kepada pihak kedua dengan sistem outsourching.
Oleh : noeltrg
http://ditjenpdn.kemendag.go.id/WEB/index.php/public/information/articles-detail/berita/119