Jumat, 04 Oktober 2013

Revitalisasi Pasar Tradisional Di Kota Tangerang




Revitalisasi Pasar Tradisional Di Kota Tangerang Mendekatkan Pasar Dengan Pelanggannya

Di tengah-tengah besarnya aliran investasi berskala besar ke kota ini, Pemkot Tangerang tak lupa untuk membangun dan menata pasar-pasar tradisionalnya dalam rangka pengembangan ekonomi kecil menengah. Langkah-langkah untuk mendekatkan pasar dengan pelanggannya terus dilakukan sebagai upaya untuk menaikkan nilai transaksi di setiap pasar. 

Kota Tangerang seperti gadis remaja yang sedang mengalami masa-masa perkembangan. Pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana di kota berjuluk “kota 1000 industri” ini terlihat sangat dinamis. Di sektor perdagangan pun terlihat gairah investasi dan transaksi yang terus menggeliat. Hal ini ditandai dengan beragam usaha baru dan makin majunya perekonomian di kota berpenduduk 2 juta jiwa ini.

Terlihat, sejumlah pusat perbelanjaan dan ritel modern juga mulai bermunculan menghiasi perkembangan kota yang berfungsi sebagai penyangga kehidupan ibu kota ini. Namun, di tengah gemerlapnya semua itu, ternyata Pemkot Tangerang tak melupakan arti penting pasar tradisional sebagai roda utama perekonomian sebagian besar warganya. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan UKM Muhammad Noor, ketika mengawali perbincangan dengan tim Info PDN di kantornya, Jum’at (11/1) lalu.

“Di Kota Tangerang, posisi pasar tradisional tetap tidak akan tergantikan,” tandas Muhammad Noor.  Bahkan, fungsi pasar-pasar tradisional di Kota Tangerang bukan hanya untuk melayani warga sekitar kota. Lebih dari itu, pasar tradisional seperti Pasar Anyar, Malabar, dan Ciledug, juga ikut serta menopang segala kebutuhan sandang, pangan, dan papan sebagian masyarakat kabupaten/kota sekitarnya.

Saat ini Pasar Anyar biasa melayani juga warga Utara Kabupaten Tangerang yakni Kosambi, Dadap, dan Kampung Melayu. Pasar Malabar melayani masyarakat Curug, dan Kelapa Dua. Sementara itu, Pasar Ciledug melayani masyarakat Kota Tangerang Selatan dan juga warga DKI Jakarta yang tinggal di daerah Joglo, dan Meruya.
Dan satu lagi, Tangerang juga memiliki pasar yang radius perdagangannya bahkan sudah mencakup wilayah antar pulau, yaitu Pasar Induk Tanah Tinggi. Melihat kondisi tersebut, Pemkot Tangerang bertekad menjadikan keberadaan pasar, khususnya pasar tradisional menjadi primadona bagi masyarakat. Inilah tekad Pemerintah Kota Tangerang yang membuat mereka senantiasa bersemangat untuk melakukan pembangunan dan penataan pasar-pasar tradisionalnya.
Maka dari itu, pada saat rapat evaluasi pembangunan pertengahan tahun 2012 lalu Wakil Walikota Tangerang, H. Arief R.Wismansyah berpesan kepada PD. Pasar agar bisa menjadi contoh bagi BUMD lainnya dan terus memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat.

Revitalisasi Pasar dan Pembinaan Pedagang
Melihat besarnya peran dan fungsi pasar-pasar tradisional tersebut, Pemkot Tangerang pun memiliki sejumlah program untuk meningkatkan mutu fisik dan pelayanan pasar-pasar tradisionalnya. Salah satunya adalah program revitalisasi pasar yang sudah rutin dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Dilaporkan, tahun 2012 lalu Pemerintah Kota Tangerang menyiapkan dana sebesar Rp17,5 miliar untuk merevitalisasi sejumlah pasar tradisional yang tersebar di 13 kecamatan di Kota Tangerang. Bersamaan dengan itu, pembinaan pedagang pun tak luput dari perhatian.

Adapun untuk tahun 2013 ini, Pemkot Tangerang juga tak lupa merencanakan untuk merevitalisasi beberapa pasar tradisionalnya. Pasar-pasar tersebut adalah Pasar Poris Indah dan Pasar Bandeng, yang akan dibangun dengan konsep modern. Kusus untuk Pasar Poris Indah, Pemkot merencanakan akan mengucurkan dana segar sebesar Rp 6 miliar ditahun ini. Sedangkan Pasar Bandeng, menurut data yang kami himpun, mengungkapkan bila pengerjaan Pasar Bandeng telah dimulai sejak bulan Maret tahun lalu, dan ditargetkan selesai pada tahun 2013.

Pembangunan Pasar Bandeng yang berada di Jl. Beringin Raya, Kelurahan Karawaci Baru, Kecamatan Karawaci ini terlaksana atas kerjasama Pemkot Tangerang, dengan PT Bangun Bina Persada, yang nantinya akan berdiri bangunan pasar seluas 4.500 m2. Sedangkan untuk pedagangnya, pasar yang dibangun dengan total 401 kios ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti mushola, kantor unit pasar, kantor koppas, bank, pos keamanan dan parkir, kantor pemasaran, gardu listrik, PJU di lingkungan pasar, area bongkar-muat barang, area parkir, TPS, fire hydrant, rambu lalulintas, MCK, dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Revitalisasi ini bertujuan untuk memberikan kesan nyaman dan aman kepada pembeli maupun penjual, di samping itu, menariknya, sepanjang pemantauan Info PDN, meski saat ini kondisi bangunan Pasar Poris kurang layak, tetapi antusiasme warga terhadap pasar tersebut amat tinggi. Hal ini disebabkan karena para pedagang di Pasar Poris sangat memperhatikan kualitas barang dagangannya, sehingga masyarakat pun seperti enggan berpaling ke pasar lain.

Menurut data yang kami dapat dari pihak PD Pasar, banyaknya pasar tradisional di kota seluas 164.54 km2 yang dikelola oleh Pemda ini tercatat berjumlah 8 pasar, sedangkan yang dikelola pihak swasta mencapai 5 pasar. “Pasar rakyat, atau pasar kaget yang berada di desa-desa jumlahnya sekitar 15 pasar,” lanjut Kepala Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan UKM.

Selain revitalisasi, tahun ini Pemkot Tangerang melalui Forum Kota Tangerang Sehat (FKTS) akan memprakarsai program pasar tradisional sehat. Pasar tradisional sehat ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pasar yang sehat, serta mengajarkan perilaku hidup sehat. Pasar sehat ini yang nantinya akan diterapkan di Pasar Babakan. Tidak hanya pasar, FKTS pun menerapkannya di beberapa titik lain, seperti: kawasan pemukiman dan sarana serta prasarana sehat; penataan kawasan industri dan perkantoran sehat; terakhir adalah penataan kehidupan masyarakat yang sehat. Kota Tangerang, diketahui menjadi salah satu kota yang akan mengikuti verifikasi kota sehat se-Indonesia pada 2013.

Bangun Pasar Di Setiap Kecamatan
Seperti dikemukakan oleh Kepala Dinas, jumlah pasar tradisional di Kota Tangerang saat ini sebenarnya mampu melayani besarnya animo masyarakat akan kebutuhan produk segar sehari-hari. Meski begitu, Pemkot tetap merencanakan menambah jumlah pasar dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan.
Selain itu, penambahan pasar tersebut dinilai perlu oleh Pemkot sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi kesemrawutan lalu lintas di sekitar pasar di kemudian hari. “Sebagai gambaran adalah masyarakat di Kec. Neglasari, jika dibangun pasar di belakang bandara misalkan, berarti mereka tidak perlu pergi ke Pasar Anyar.

Dari segi akses, lokasi pasar-pasar tradisional di kota yang dipimpin oleh Walikota Wahidin Halim ini memang dirancang agar memudahkan warganya dalam berbelanja. Pasar Anyar contohnya. Letaknya tepat di tengah kota, sehingga dapat dituju melalui Jl. Pasar Anyar Timur, Jl. Pasar Anyar Selatan, dan Jl. Pasar Anyar Utara bila ditempuh dari arah Jl. Ahmad Yani.

Kepala Dinas menegaskan bahwa rencana tersebut tidak akan dilakukan secara terburu-buru. Pasalnya, pembangunan sebuah pasar harus dilandasi dari beberapa aspek, salah satunya adalah dengan memperhatikan embrio dari masyarakat sekitar. “Setelah itu, akses menuju pasar harus difikirkan, angkutan umum pun harus diarahkan ke pasar tersebut,” paparnya.

Sekedar informasi, dari 13 kecamatan yang ada, pasar tradisional yang dikelola oleh Pemda baru terdapat di 5 kecamatan, yakni Kec. Tangerang, Kec. Ciledug, Kec. Karawaci, Kec. Jatiuwung, serta Kec. Cipondoh. Selanjutnya untuk pengelolaan pasar, seperti kebersihan dan keamanan, PD Pasar mempercayakannya kepada pihak kedua dengan sistem outsourching.

Oleh : noeltrg
http://ditjenpdn.kemendag.go.id/WEB/index.php/public/information/articles-detail/berita/119

1 komentar: